Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gajah Sumatera Makin Tersudut, Saatnya Kita Berbagi Ruang

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Indro, satu dari dua ekor gajah binaan dari Tim Elephant Flying Squad tiba di Kecamatan Peranap untuk menghalau enam gajah Sumatera liar di Kabupaten Inhu, Riau, Rabu (12/6/2019). (Antaranews/HO-BBKSDA Riau)
Indro, satu dari dua ekor gajah binaan dari Tim Elephant Flying Squad tiba di Kecamatan Peranap untuk menghalau enam gajah Sumatera liar di Kabupaten Inhu, Riau, Rabu (12/6/2019). (Antaranews/HO-BBKSDA Riau)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gajah memiliki sifat alami yang membuatnya berperan sebagai tukang kebun di hutan belantara. Setiap kawanan satwa bongsor ini melewati daerah jelajahnya, mereka membuat jalur alami dan menebar biji-bijian dari buah yang dimakannya.

Namun, masyarakat kini memandang gajah di alam sebagai hama, sedangkan gajah yang lucu hanya ada di kebun binatang. Pembangunan sering kali tidak mengindahkan makhluk hidup lainnya, keseimbangan di alam pun terganggu dan muncullah konflik satwa dengan manusia.

Pada tahun ini konflik satwa dengan manusia mungkin berada pada titik terburuk. Pada Mei 2019, seorang buruh pemanen pohon akasia di perusahaan tewas diterkam harimau sumatera liar, kemudian menjelang Idul Fitri 1440 gajah sumatera masuk perkebunan warga.

Kasus gajah bahkan hingga kini masih berlangsung. Di sekitar Minas 11 ekor gajah mendekati permukiman di Kota Pekanbaru membuat pawang dan petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau harus bekerja saat libur Lebaran. Begitu juga di Kabupaten Indragiri Hulu, enam ekor gajah keluar dari lanskap Tesso Nilo, masuk perkebunan karet dan sawit warga.

Warga mencoba menghalau secara swadaya, namun malah membuat kawanan gajah itu terpecah dua sehingga empat berkeliaran di Kecamatan Peranap dan sisanya di Kecamatan Kelayang. Hingga lebih 14 hari terakhir, kawanan gajah liar itu masih belum bisa dihalau untuk masuk hutan.

Kerusakan Habitat
Konflik satwa dengan manusia tidak bisa dimungkiri akibat kerusakan habitat mereka, akibat manusia tidak bisa menjaga keseimbangan ekosistem saat melakukan pembangunan.

Contohnya, pada kasus gajah sumatera, Humas WWF Program Riau Syamsidar mengatakan konflik dengan manusia terjadi di area yang memang menjadi wilayah jelajah satwa dilindungi tersebut.

“Gajah hanya akan melalui jalur yang sama sejak nenek moyangnya, tapi karena perubahan fungsi hutan membuat konflik dengan manusia terjadi,” kata dia kepada ANTARA.

Sebanyak delapan kantong gajah di Riau memprihatinkan dan berpeluang terjadi kepunahan lokal.

Di Provinsi Riau terdapat delapan kantong gajah yang menjadi habitat asli bagi gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) kondisinya kini kian memprihatinkan karena beralih fungsi menjadi perkebunan sawit, hutan tanaman industri, hingga permukiman.

“Kantong gajah sudah banyak beralih fungsi, berbentuk hutan makin sedikit, karena menjadi perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman industri. Hal inilah yang membuat konflik gajah dengan manusia tidak bisa dihindari dan makin sering terjadi,” katanya.

Berdasarkan survei WWF pada 2018, populasi gajah di sejumlah kantong tinggal segelintir dan berpeluang terjadi kepunahan lokal.

Seperti di kantong gajah Rokan Hilir, berdasarkan survei tinggal satu individu tersisa, begitu juga di kantong Batang Ulak. Di kantong Mahato-Barumun tinggal tiga individu dan di kantong gajah Balai Raja hanya lima individu.

“Seperti di Mahato itu tiga individu yang tersisa semuanya betina, tidak ada peluang reproduksi lagi dan bisa terjadi apa yang disebut'local extinction (kepunahan lokal),” katanya.Pengunjung berkumpul di sekitar kandang gajah di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, Kamis, 6 Juni 2019. Ragunan sempat ditutup pada hari pertama Lebaran 2019, Rabu, 5 Juni 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis

Populasi gajah sumatera masih cukup banyak di kantong gajah Giam Siak Kecil, yakni mencapai 50-60 individu. Di kantong Tesso Nilo Utara 30-38 ekor dan Tesso Nilo Tenggara 50-60 ekor.

Hanya saja, kondisi kantong Tesso Nilo juga memprihatinkan sehingga rawan terjadi konflik dengan manusia, seperti yang kini terjadi di Indragiri Hulu

Ia mengatakan perlu ada upaya bersama agar menghindari atau minimal menekan konflik gajah dengan manusia.

Pemegang izin konsesi perkebunan dan kehutanan di area kantong gajah perlu menerapkan manajemen perlindungan terhadap satwa bongsor itu.

“Konflik gajah dengan manusia akan terus terjadi karena kantong gajah makin sempit,” ujarnya.

Hutan Talang untuk Jalan Tembus

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau kini berupaya menyelamatkan habitat gajah sumatera yang nyaris habis, salah satunya di Hutan Talang Kabupaten Bengkalis.

Hutan Talang yang tersisa adalah Suaka Margasatwa (SM) Balai Raja. Namun, kondisinya memprihatinkan karena banyak berubah menjadi permukiman, kebun kelapa sawit, bahkan ada perkantoran pemerintah.

Ancaman perubahan fungsi datang dari Pemkab Bengkalis yang berencana membangun jalan lingkar barat Duri, dengan rutenya bakal membelah Hutan Talang tersisa melintasi area Chevron.

“Total Hutan Talang yang tersisa di sana itu tinggal 350 hektare, itu termasuk kawasan konservasi dan hutan yang masuk area PT Chevron,” kata Kepala BBKSDA Riau Suharyono.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pihaknya akan berusaha menolak rencana tersebut karena hamparan Hutan Talang yang tersisa juga menjadi daerah lintasan gajah sumatera binaan BBKSDA di Balai Raja.

“Tiga ekor gajah Balai Raja juga kerap melintas di sana sampai ke kompleks Chevron. Kalau nanti dibangun jalan, saya yakin Hutan Talang akan habis karena muncul nanti warung-warung juga,” ujarnya.

Seharusnya, ujarnya, pembangunan jalan lingkar itu melingkari area Hutan Talang yang tersisa, bukan membelahnya.

“Kami berencana untuk menjadikan hamparan Hutan Talang yang pusat konservasi gajah sumatera di Riau,” ujarnya.

Penolakan proyek jalan di Hutan Talang juga terus disuarakan oleh aktivis lingkungan Riau. Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Sahabat Talang dua kali menggelar aksi kampanye penyelamatan hutan tersebut pada akhir Mei lalu. Sahabat Talang merupakan kumpulan dari berbagai komunitas di Duri, yaitu HIPAM, RSF, Serdadu Alam, Lalang Adventure, Vespa Besi Tua Duri, PADU, dan GMR.

“Kami tidak menentang pembangunan, tapi kami ingin pemerintahan Bengkalis mencari solusi lain agar hutan satu-satunya habitat gajah Duri itu bisa dipertahankan,” kata koordinator kampanye, Bobi.

Para aktivis meminta adanya mediasi dengan Pemerintah Kabupaten Bengkalis sebelum Hutan Talang dibelah menjadi jalan lingkar. Tanpa ada komunikasi kedua pihak, pembangunan akan merugikan kelestarian alam.

Terancam Proyek Pembangunan
Sampai sekarang belum ada catatan proyek pembangunan yang memperhatikan kelangsungan hidup satwa dilindungi, kecuali rencana proyek Jalan Tol Pekanbaru-Dumai.

Sebanyak enam perlintasan khusus untuk gajah sumatera akan segera dibangun di proyek Jalan Tol Pekanbaru-Dumai agar keberadaan satwa dilindungi itu bisa tetap bebas berkeliaran di habitatnya dan tidak mengganggu pengguna jalan.

“Ada enam perlintasan gajah. Satu di Sungai Tekuana, dan lima lainnya di Seksi 4 dekat dengan Suaka Margasatwa Balai Raja,” kata Pimpinan Proyek Pekanbaru-Dumai Seksi 3-4 dari PT Hutama Karya (Persero) Dinny Suryakencana.

Selama proses pembangunan, pekerja di lapangan beberapa kali melihat gajah sumatera liar secara langsung maupun jejak-jejaknya di lokasi pembangunan perlintasan gajah.Kawanan Gajah Sumatera liar berada di kebun warga di Desa Negeri Antara, Kecamatan Pintu Rime, Kabupaten Bener Meriah, Aceh, Ahad, 10 Februari 2019. Conservation Respont Unit (CRU) DAS Peusangan dari BKSDA Aceh mengerahkan satu tim untuk melakukan penggiringan 32 ekor gajah liar yang sejak lima hari terakhir memasuki kawasan permukiman dan merusak perkebunan warga. ANTARA

Tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131,48 kilometer bagian dari Tol Trans Sumatera yang merupakan program strategis nasional  pada kepemimpinan pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebenarnya sudah mendesain agar jalan tol dibangun tidak melalui kawasan konservasi, namun ternyata jalan tol tetap melewati daerah jelajah gajah sehingga perlu jalur perlintasan khusus.

Ia menjelaskan perlintasan pertama di Sungai Tekuana lokasinya di Seksi 2 dan tidak jauh dari Pusat Latihan Gajah Minas di Kabupaten Siak. Di kawasan itu terdapat sedikitnya 13 gajah sumatera liar.

Sebanyak lima perlintasan lainnya di Seksi 4, masing-masing di STA 61 atau 61 kilometer dari Pekanbaru, STA 69+154, STA 71+992, STA 73, dan STA 74+400.

Ukuran terowongan gajah bervariasi, ada yang mempunyai tinggi batas ruang 4,5 hingga 11 meter dan lebar mulai dari 25 hingga 45 meter. Perlintasan gajah ini belum masuk proses konstruksi karena masih finalisasi desain yang melibatkan instansi terkait, seperti BBKSDA Riau.

Jembatan yang dibangun akan sesuai dengan habitat alaminya. Ada beberapa tanaman yang ditanam di terowongan yang dibangun agar gajah merasa tidak terganggu ketika melintas di tempat itu. Gajah-gajah tersebut akan melewati terowongan di bawah jalan tol.

“Ini khusus disiapkan untuk gajah, tidak seperti perlintasan jalan desa yang diperkeras. Ini kita usahakan seperti alaminya tak ganggu kontur alaminya,” ujarnya.

Infrastruktur ini tidak hanya dibangun agar ramah untuk penggunanya melainkan juga untuk menghormati dan menjaga kehidupan satwa di sekitarnya.

Ternyata bangsa ini bisa melakukan pembangunan dengan tetap memberi ruang untuk satwa di habitatnya. Selayaknya hal ini dilanjutkan.

Berita lain tentang gajah dan konservasi bisa Anda simak di Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Konservasi Indonesia Ajak Swasta Wujudkan Visi BIRU

2 jam lalu

Senior Vice President and Executive Chair Konservasi Indonesia, Meizani Irmadhiany dalam acara G20 Bali Global Blended Finance Alliance Dialogue di United in Diversity Bali, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-Kura, Bali, pada Minggu, 19 Mei 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Konservasi Indonesia Ajak Swasta Wujudkan Visi BIRU

Konservasi Indonesia (KI), Conservation International (CI), Kura-Kura Bali, dan MAPCLUB meresmikan program BIRU.


Konservasi Indonesia Luncurkan Pembangunan BIRU, Apa Itu?

4 jam lalu

Peresmian program Blue Intelligence Resource Unit atau BIRU di United in Diversity Bali, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-Kura, Bali, pada Minggu, 19 Mei 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang.
Konservasi Indonesia Luncurkan Pembangunan BIRU, Apa Itu?

Konservasi Indonesia mengatakan BIRU menjadi wujud awal dari kolaborsi multi pihak yang dapat menghubungkan konsumen dengan upaya konservasi melalui pendanaan yang inovatif.


Satwa Liar Cepat Musnah Akibat Pesatnya Pembangunan

4 hari lalu

Sejumlah aktivis konservasi yang tergabung dalam Seni Pertunjukan Kolaborasi Jalanan di Taman Braga, Bandung, Jawa Barat, 19 Mei 2023.  Mereka melakukan kampanye terkait konservasi satwa terancam punah di hari Endangered Species Day2023. TEMPO/Prima Mulia
Satwa Liar Cepat Musnah Akibat Pesatnya Pembangunan

37 persen populasi satwa liar diprediksi bakal punah pada 2050.


Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

20 hari lalu

Tangkapan layar kelahiran dua anak Badak Jawa. Dok: KLHK
Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

Direskrimum Polda Banten mengungkap tindak pidana perburuan badak bercula satu atau badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Apa ancaman hukumannya?


Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

20 hari lalu

Anak badak jawa yang lahir di Taman Nasional Ujung Kulon dan tertangkap kamera jebak sejak Maret 2021. (ANTARA/HO-KLHK)
Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

Sebanyak enam badak Jawa atau badak bercula satu mati ditangan pemburu liar di Ujung Kulon. Berikut profil dan konservasi badak Jawa.


Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

23 hari lalu

Sejumlah paus pilot yang terdampar di Pantai Cheynes, Australia 25 Juli 2023. Courtesy of Allan Marsh/Cheynes Beach Caravan Park/via REUTERS
Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?


DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

27 hari lalu

Aktivis dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) melakukan aksi teatrikal terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutana (KemenLHK) Jakarta, Jumat, 20 Oktober 2023. Mereka mendesak pemerintah menindak perusahaan yang terindikasi terlibat dalam karhutla. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mengungkapkan bahwa sejak Januari hingga September 2023 sebanyak 184.223 titik api di Indonesia dengan luasan terbakar seluas 642.099,73 hektar. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang telah berusia 34 tahun menjadi alasan dilakukan revisi.


Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

32 hari lalu

Wisatawan berjalan di kawasan Balai Konservasi Mangrove dan Bekantan di Tarakan, Kalimantan Utara, Senin, 21 Agustus 2023. Pemprov Kalimantan Utara mempromosikan sektor wisata unggulan yang salah satunya wisata hutan konservasi mangrove dan bekantan di Tarakan dalam Gerakan Nasional (Gernas) Bangga Buatan Indonesia (BBI) Bangga Berwisata Indonesia (BBWI). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

Sejumlah aspek dalam RUU KSDAHE dianggap masih memerlukan penguatan dan penyelarasan.


Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

32 hari lalu

Geopark Maros Pangkep di Sulawesi Selatan resmi masuk dalam jajaran UNESCO Global Geopark. Status itu ditetapkan berdasarkan keputusan Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-216 di Paris, Prancis pada 24 Mei 2023. Shutterstock
Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.


Kembalikan Kejayaan Biodiversitas di IKN, Guru Besar Konservasi UI Usul Pembuatan Koridor Ekologi

48 hari lalu

Massa buruh membawa poster saat menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 14 Maret 2023. Para buruh juga menuntut pemerintah untuk menghentikan obral tanah dan hutan untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). TEMPO/M Taufan Rengganis
Kembalikan Kejayaan Biodiversitas di IKN, Guru Besar Konservasi UI Usul Pembuatan Koridor Ekologi

Dengan konsep kota hutan, ada peluang untuk mengembalikan kejayaan biodiversitas di kawasan IKN.